Unfinished Game. (Part 1)

Kuliah di Fakultas Ilmu Budaya membuat saya bertanya, "nanti pas kuliah masih bisa main futsal gak ya?" pertanyaan pesimis tersebut muncul karena ya kalian tau lah, kuliah sastra mah baca buku, pergi ke perpus, perbanyak literasi, mana sempat booking lapangan buat sparing atau bermain. Udah gitu jumlah laki-laki nya sedikit, sekalipun ada, belum tentu mau juga, hadeh... Atau saya kubur saja ya harapan itu?

Tapi tunggu dulu, ternyata ada lembaga yang menaungi mahasiswa yang gemar ber-olahraga, Culture Sport namanya. Alhamdulillah.. Masih bisa nyari keringet paling engga seminggu sekali. Singkat cerita, saya masuk kedalam UKM tersebut dan mengikuti kompetisi antar Fakultas yang diadakan secara rutin tiap tahunnya. Tentu saja Fakultas saya bukanlah Fakultas yang ditakuti atau bahkan mungkin kami tidak pernah dianggap keberadaannya. Terkadang iri, ngeliat Fakultas lain latihan, orangnya banyak, peralatannya lengkap, sedangkan kami sepuluh orang saja sudah bersyukur, paling engga bisa main gawang dua hehehe.. 

Dua tahun kami ikut kompetisi Brawijaya Futsal League, dan berujung sama. Ngelamun sehabis pertandingan di CL (kantin UB) udah menjadi rutinitas kami, meratapi pertandingan, diem-dieman antar pemain sudah menjadi pemangdangan yang tak asing lagi. Ada Reza Sutowo, Ikhsan Rekayasa, Shesa Hernanda, Hendri Prastio, Farras Muhammad, Sapaat Tohir Ramdoni, dan masih banyak lagi. Lucu banget kalo diinget, sampai masih hafal saya sama raut wajah kalian semua, hahaha. 

Sampai pada akhirnya, kesempatan terakhir pun tiba, tahun 2017 adalah tahun terakhir saya bermain di Fakultas dan ikut serta dalam kompetisi Brawijaya Futsal League. Tentunya, bukan cuma saya yang mempersiapkan hal ini, rekan di Fakultas lain pun juga begitu. "Bob, Fakultas lu ikut kompetisi lagi engga? Mending gausah, buang-buang tenaga sama duit doang" "mendingan baca puisi atau nonton naruto di kostan" waww.. Saya bisa saja menutup mata untuk suatu hal yang tidak ingin saya lihat, tapi apakah saya bisa menutup hati untuk suatu hal yang tidak ingin saya rasakan? hmm.. Sampai sini cukup jelas, pilihan cuma dua, jadi penantang atau pecundang? 



Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Ke-tidak-bahagiaan

Saya Minta Maaf

Unfinished Game. (Part 2)